Diposkan pada writting/blogging

Libur Sekolah Karena Asap

Asap Didaerah Kami

Beberapa hari ini matahari kami tak segarang dulu. Ia tak seputih dulu, tak secerah dulu, sepanjang hari ia berwarna jingga dan kamipun mampu menatapnya. Bukan karena embun, tapi karena asap yang memenuhi langit kami. Udara serasa tak menentu, tampak redup namun terasa panas dan kering. Kesehatan kami mulai goyah, beberapa diantara kami mulai flu, dan batuk. Kami yang awam ini sungguh kurang paham apa yang sedang terjadi, ditambah lagi kami tidak memiliki papan digital pengukur udara yang mampu menunjukkan seberapa bahaya nya keadaan ini. Tidak ada takaran bahaya di tempat kami, yang kami tahu asap ini mulai menebal, tower kami pun sudah tak tampak lagi ujungnya. Asap mulai memenuhi kebun sawit kami. Dedaunan dipohon tampak tak sehijau kemarin. Asap mulai menghalangi pandangan kami.

Asap ini memang tak sepekat kota disana, namun kering ini sudah terasa, tegukkan air menjadi begitu dikejar. Beberapa artikal menuliskan korban dari udara yang berasap, ada yang pingsan bahkan hingga harus dirawat di Rumah sakit. Tapi kami tidak menyadari apakah kami benar-benar dalam bahaya. Apakah memang sebahaya itu?

Atas perintah surat edar, sekolah mulai diliburkan, murid dianjurkan untuk belajar di rumah, namun bukan menyambut baik beberapa wali murid menyayangkan kebijakan ini. Walaupun sekolah diliburkan anak-anak tetap tidak betah main di rumah tetap saja menghirup asap, lebih baik berada di kelas sekolah toh sama saja dengan ruangan rumah, di rumahpun menghirup asap juga, libur sekolah bukannya meniadakan asap tapi malah meniadakan pengetahuan katanya begitu. Tanpa mereka sadari ini melukai hati beberapa pihak, disatu sisi pihak sekolah ingin menjaga kesehatan murid, disisi lain ingin juga menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Imun tubuh kita berbeda-beda, ada yang kuat ada juga yang lemah, begitu juga dengan murid. Bagi imun tubuh yang kuat insyaallah akan baik-baik saja, namun bagaimana dengan imun tubuh yang lemah? Bisa jadi akan berakibat fatal. Untuk menghindari hal-hal negatif yang tidak diinginkan, sekolah berupaya melakukan sebaik mungkin sehingga diberikanlah kebijakan untuk sementara waktu mengurangi kegiatan murid diluar ruangan dengan meniadakan kegiatan sekolah agar tidak terpapar asap yang semakin pekat.

Pihak sekolahpun tentunya juga menyayangkan libur nya sekolah, sebab ini dapat menghambat kegiatan yang sudah dirancang, rencana pelaksanaan pembelajaran sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi. Lalu harus lagi menyusun ulang rencana untuk dapat menyelesaikan pembelajaran setelah beberapa waktu terambil. Kegiatan pembelajaran yang harus rampungpun menjadi makin kejar-kejaran. Kasihan murid menjadi ketinggalan pelajaran.

Kesehatan lebih utama dari segalanya, tentu kita tidak ingin siapapun jatuh sakit karena kelalaian yang sebenarnya bisa dihindari. Itulah usaha dari sekolah demi menjaga kesehatan anak dari bapak dan ibu, selanjutnya diserahkan ke bapak dan ibu dalam menjaga kesehatan anak di rumah. Jadi marilah sama-sama kita saling menjaga anak kita dari hal-hal buruk yang mungkin saja terjadi akibat asap ini, begitulah harapan kami 🙂

_addini